untuk sebuah nama

:teruntuk kawanku Sodiq

mendung berarakan. berkabung
sekejap gundukan tanah basah air mata
sunyi senyap kerumunan pelayat
melafalkan do'a-do'a untukmu

darah sisa pertempuran kita
masih anyir, terciprat pada aspal-aspal jalan kenangan
masih merah merekah dalam dada kita

baru tadi pagi
kau mengajakku bercengkrama dengan Mahameru
menantang Ranu Kumbolo beserta antek-anteknya
namun,
siang berlalu terlalu cepat untukmu
sebelum sempat senja mengecup kening kita

percayalah, Kawan!
namamu bukan kata yang mudah kita lupa
masih menjelma do'a sepanjang perjalanan kita

Oktober 2013
Share: