Entah, tiba-tiba saya ingin menulis ini, hal-hal yang dapat saya ambil dari kasus Ahok, setidaknya untuk mengingatkan diri saya pribadi.
Beberapa hari bahkan minggu belakangan ini, berbagai macam media sosial yang
saya miliki penuh sesak dengan postingan-postingan tentang kasus yang sedang
menyambangi Gubernur Daerah Ibu Kota itu, baik yang pro, kontra, dan bahkan
tidak sedikit yang berbau provokasi.
Bagi saya, pro dan kontra adalah hal yang biasa dalam
berbagai kancah tatanan kehidupan yang kita miliki. Pro dan kontra merupakan
hal yang wajar, yang dapat terjadi karena perbedaan sudut pandang, keyakinan,
bahkan tingkat pengetahuan yang kita miliki. Namun, kali ini saya tidak ingin
membahas tentang saya berada di pihak yang mana, dan saya setuju terhadap siapa, karena sudah terlalu banyak media, blog, dan
tulisan yang menjelaskan berbagai macam hal berupa ajakan, seruan, dan penjelasan
terkait dengan hal itu. Oleh karena itu, saya hanya ingin memperingatkan diri saya pribadi dengan beberapa hal yang dapat saya ambil dari kasus Ahok tersebut.
Baik dalam bertindak dan berbicara
Saya juga tidak akan menjelaskan tentang bertindak baik dan berkata
baik itu seperti apa. Saya yakin pembaca sudah dewasa dan tahu mana yang baik serta mana yang buruk. Namun perlu
diperhatikan, kadang ada beberapa hal yang di mata orang lain baik, di mata
kita buruk, dimana hal ini juga berlaku sebaliknya. Oleh karena itu, saat
sedang atau akan berbicara maupun bertindak sebaiknya kita pikirkan terlebih
dulu dengan bijak. Ada hal yang harus dipertanggungjawabkan di masa selanjutnya.
Sebagai contoh kasus ini. Terlepas dari kebenaran yang terdapat
pada kasus Ahok tersebut, namun dengan adanya kasus tesebut setidaknya pro dan
kontra bermunculan dimana-mana, bahkan aksi damai juga muncul sebagai akibatnya.
Dari sini kita dapat mengambil hikmah bahwa sebenarnya apapun yang kita
sampaikan baik dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan sebenarnya ada yang
mengawasinnya. Dalam kasus Ahok mungkin hanya manusia, tapi dalam kehidupan
kita ini Sang Pencipta pun akan meminta pertanggungjawaban kita.
Oleh karena itu, berkata dan bertindak secara hati-hati
adalah salah satu hal yang dapat saya ambil dari kasus Ahok tersebut. Bagi saya yang temperamental, fakta ini cukup
membuat saya untuk mulai belajar bertindak secara bijak dan berkata secara
santun dalam menjalani kehidupan ini.
Bijak dalam membagikan informasi
Terdapat hal yang cukup menarik dari adanya kasus Ahok. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, berbagai macam media sosial diisi oleh tulisan,
gambar, dan konten-konten yang berkaitan dengan kasus tersebut. Tak sedikit
orang pun jenuh, dan bahkan mulai meng-unfollow teman media sosialnya, serta ada
beberapa orang yang meng-unfriend teman media sosial miliknya. Di salah satu kasus,
bahkan terdapat seorang anak yang meng-unfollow bapaknya, gegara sang bapak sering
membagikan informasi yang tidak jelas asalnya.
Ada baiknya sebelum membagikan atau mem-posting informasi, kita
mengolah lebih mendalam informasi tersebut, baik untuk kebenarannya,
kemanfaatannya, atau dampak yang ditimbulkan dari informasi tersebut. Karena - mungkin
akan mirip dengan bahasan sebelumnya namun lebih spesifik - informasi yang kita
sampaikan juga akan memberikan dampak yang cukup besar bagi pembaca setia kita.
Kalau informasi yang kita sampaikan merupakan informasi yang
salah, maka akan ada sebagian pembaca yang terjerumus oleh apa yang kita
berikan. Kalau informasi yang kita sampaikan merupakan informasi yang bohong,
maka akan ada sebagian orang yang terbohongi oleh informasi tersebut. Kalau
informasi tersebut mengandung unsur yang memecah belah, maka akan ada sebagian
pembaca yang terpecah-belah karenanya.
Cukup mendingan jika dampak yang ditimbulkan adalah unfollow
dan unfriend di media sosial saja. Namun, bagaimana kalau hal tersebut membawa
dampak yang cukup besar di kehidupan kita, seperti memutuskan tali persaudaraan,
membuat hilangnya ikatan persahabatan, dan lain sebagainya. Maka bagi saya, membagi
informasi setelah dikaji menjadi salah satu hal yang dapat saya ambil dari kasus
Ahok.
Belajar lebih banyak
Bagi saya yang awam di dunia politik, buta dalam kedalaman
agama, dan tak memiliki kemampuan lebih di bidang linguistik, harus belajar lebih
banyak hal untuk menyimpulkan gagasan yang muncul dari kasus Ahok ini. Dari
sini saya mulai sadar, bahwa kita tidak seharusnya menerima mentah-mentah
informasi yang muncul dari berbagai macam media. Kita harus tahu, dengan belajar
tentunya, berbagai macam hal yang tidak kita ketahui sebelum menerimanya.
Hal ini tentunya juga akan berkaitan dengan poin kedua dalam
hal yang dapat saya ambil dari kasus Ahok.
Kita harus mempelajari informasi tidak hanya lebih dalam, namun
sumbernya juga harus terpercaya, sebelum membagikan informasi, menulis sebuah
postingan, atau berkomentar tentang suatu hal. Dan bagi saya, lebih baik diam
jika kita tidak tahu informasi yang benar, dalam, dan terpercaya.
Mungkin cukup banyak orang akan berbeda pendapat dengan saya dalam mengambil beberapa hal dari kasus Ahok ini.
Namun seperti yang saya tuliskan sebelumnya, pro dan kontra merupakan hal yang
biasa dalam kehidupan kita. Yang pasti,
kita harus saling menghargai pendapat masing-masing orang, menghormati
keputusan masing-masing orang, serta mengkaji lebih dalam apa yang kita yakini.
Banyak hal yang dapat kita perdebatkan, namun alangkah baiknya jika perdebatan itu diisi dengan saling mengoreksi diri pribadi sebelum melangkah ke level perdebatan yang lebih tinggi.